“Dok… apakah anak saya harus pakai alat bantu dengar?”

Itu pertanyaan yang paling sering diajukan orang tua. Pertanyaannya sederhana, tapi isi hatinya campur aduk: takut, bingung, sedih, malu. Tak jarang yang langsung berkaca-kaca sebelum saya sempat menjawab.

Biasanya saya balik tanya pelan-pelan, “Kalau mata kita buram, pakai kacamata itu membantu atau tidak?”

Mereka biasanya langsung mengangguk, meskipun masih ragu-ragu. Nah, alat bantu dengar itu mirip seperti kacamata — hanya saja untuk telinga. Fungsinya membantu, bukan menggantikan.

Dan yang lebih penting: tidak perlu malu. Justru kita bersyukur masih ada sisa pendengaran yang bisa dibantu.

Tidak Bisa Mendengar Bukan Akhir Segalanya

Kalau Anda merasa tidak bisa mendengar dengan baik, atau anak Anda tampak tidak merespons suara — langkah pertama bukan beli alat bantu dengar, tapi periksa dulu ke dokter THT. Karena pada beberapa kasus, gangguan dengar bisa diatasi tanpa alat bantu — cukup dengan pengobatan atau tindakan medis, seperti membersihkan serumen, mengobati infeksi telinga, atau operasi kecil jika diperlukan.

Apalagi kalau gangguan terjadi tiba-tiba, hanya di satu telinga, disertai nyeri atau pusing berputar — itu tanda harus segera diperiksa. Bukan ditunda, bukan dibiarkan.

Mengenal Jenis Gangguan Pendengaran

Ada dua tipe utama:

  1. Gangguan Konduktif
    Ini seperti saluran suara tersumbat. Bisa karena kotoran telinga, cairan di telinga tengah, atau gendang yang berlubang. Mayoritas bisa diatasi — seperti memperbaiki pipa yang mampet.

  2. Gangguan Sensorineural
    Ini gangguan pada bagian “dalam” telinga: rumah siput (koklea) atau sarafnya. Biasanya disebabkan oleh faktor bawaan, infeksi, usia, atau suara keras. Ini yang sering membutuhkan alat bantu dengar, karena pengobatan belum ada untuk memperbaiki saraf yang rusak.

Alat Bantu Dengar: Jangan Asal Beli

Jangan tergoda iklan “alat bantu dengar murah, tanpa resep!” di media sosial. Bukan hanya soal harga. Pemakaian alat bantu dengar tanpa pemeriksaan yang tepat bisa bikin telinga makin tidak nyaman — dan akhirnya tidak dipakai. Sayang uangnya, rugi juga hasilnya.

Idealnya, Anda menjalani audiometri (untuk dewasa) atau BERA (untuk bayi) dulu. Dari situ dokter akan menilai jenis dan derajat gangguan dengar Anda, lalu merekomendasikan alat bantu dengar yang sesuai.

Harganya Berapa?

Mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta. Tapi percayalah, harga bukan penentu utama. Yang penting adalah:

  • Cocok dengan hasil pemeriksaan

  • Nyaman dipakai

  • Punya garansi dan layanan purna jual yang jelas

  • Mudah penggantian baterai dan servisnya

Bisa Dicoba Dulu?

Bisa. Justru sebaiknya begitu. Saat fitting, Anda bisa mencoba dan merasakan perbedaannya. Dengarkan suara-suara di ruang sunyi dan ruang ramai. Rasakan apakah ada perubahan. Kadang perlu beberapa kali penyesuaian, dan itu wajar.

Untuk Anak, Kapan Sebaiknya Mulai?

Kalau bayi dinyatakan memiliki gangguan dengar berdasarkan hasil BERA/ASSR, alat bantu dengar sebaiknya sudah mulai dipakai sejak usia 6 bulan. Semakin awal digunakan, semakin besar peluang anak belajar bicara seperti anak lainnya.

Pedoman waktunya begini:

  • Skrining OAE: maksimal usia 1 bulan

  • Pemeriksaan BERA/ASSR: maksimal usia 3 bulan

  • Mulai pakai alat bantu dengar: usia 6 bulan

  • Evaluasi efektivitas & terapi wicara: sejak itu hingga usia sekolah

Apakah Selalu Harus Alat Bantu Dengar?

Tidak selalu. Tapi kalau memang dibutuhkan, maka alat bantu dengar bisa jadi jembatan yang menyambungkan anak Anda ke dunia: mendengar tawa, suara ibu, suara panggilan, bahkan musik. Dan untuk beberapa kasus yang tidak cukup terbantu, akan dibahas lebih lanjut soal implan koklea.

Implan bukan keputusan sederhana. Tapi jangan khawatir — itu akan jadi keputusan bersama, dalam proses yang tenang, sabar, dan penuh pertimbangan.

Kesimpulannya: Jangan takut alat bantu dengar. Tak perlu malu. Tak perlu ragu.

Karena seperti kacamata untuk mata rabun, alat bantu dengar adalah jendela suara — yang bisa membuka masa depan komunikasi dan harapan anak Anda.

"Memberi anak alat bantu dengar adalah langkah awal agar ia bisa mendengar tawa, belajar kata, dan membangun mimpi."

dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp. A.I.(K), MSi.Med

Spesialis THT, Konsultan Alergi Imunologi di RS Columbia Asia Semarang

Buat Janji dengan Dokter THT

Untuk memastikan kesehatan THT anak Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Anda dapat dengan mudah membuat janji dengan dr. Yanuar Iman Santosa, Sp. T.H.T.B.K.L., Subsp. A.I.(K), MSi Med, yang berpraktik di RS Columbia Asia Semarang. 

Segera Periksa Anak Anda

Contact us

Call Us

024 7629999

Our Location

Jl. Siliwangi No.143, Kalibanteng Kulon, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50145