Banyak orang tua panik ketika mendengar hasil skrining pendengaran bayi (OAE) menunjukkan “REFER”.
Tenang dulu — REFER bukan berarti pasti ada gangguan pendengaran, tapi artinya perlu pemeriksaan lanjutan untuk memastikan.

Skrining OAE adalah alat deteksi dini, bukan diagnosis akhir. Jadi wajar kalau di tahap awal hasilnya belum bisa memberikan kepastian.

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya?

Proses pemeriksaan dilakukan bertahap dalam tiga langkah, sesuai usia bayi. Tujuannya: mendapatkan diagnosis yang akurat sedini mungkin.

Apa Saja Faktor Risiko Gangguan Pendengaran pada Bayi?

Beberapa bayi memiliki kondisi khusus yang membuat mereka lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran. Bayi-bayi ini akan mendapatkan pemeriksaan dan pemantauan pendengaran yang lebih ketat sejak dini. Faktor risiko tersebut antara lain:

  1. Lahir prematur, yaitu sebelum usia kehamilan 37 minggu
  2. Pernah dirawat di NICU lebih dari 5 hari
  3. Ibu mengalami infeksi serius saat hamil, seperti rubella, toksoplasma, atau CMV
  4. Ada riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran sejak kecil
  5. Pernah menerima obat tertentu yang dapat merusak pendengaran (seperti gentamisin atau obat kemoterapi)
  6. Memiliki kelainan bentuk pada kepala, wajah, atau telinga
  7. Mengidap kelainan genetik atau sindrom bawaan tertentu, misalnya Down syndrome atau Usher syndrome

Jika bayi memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, maka deteksi dini sangat penting untuk memastikan pendengaran berkembang dengan baik. Pemeriksaan OAE dan lanjutan seperti ABR sebaiknya dilakukan tepat waktu.

Dua Jalur Skrining Pendengaran untuk Bayi

Saat bayi lahir, penting untuk memastikan bahwa ia bisa mendengar dengan baik. Skrining pendengaran menggunakan alat OAE (Otoacoustic Emission) adalah langkah awal yang sangat aman, cepat, dan tidak menyakitkan. Berdasarkan kondisinya, bayi dibagi menjadi dua kelompok:

Bayi Tanpa Faktor Risiko (Well Babies)

Bayi yang lahir sehat dan tanpa faktor risiko tetap perlu diskrining pendengarannya menggunakan OAE:

  • Jika hasilnya PASS (lulus) di kedua telinga → artinya kemungkinan besar pendengarannya baik, cukup dipantau perkembangan bicaranya.

  • Jika hasilnya REFER (tidak lulus) → jangan panik. Ulangi OAE dalam 30 hari.

    • Jika OAE ulang PASS → cukup dipantau.

    • Jika tetap REFER → akan dilakukan pemeriksaan lanjutan bernama ABR (Brainstem response) untuk mengetahui kondisi pendengarannya secara lebih detail.

Bayi dengan Faktor Risiko

Misalnya bayi lahir prematur, pernah dirawat di NICU, atau memiliki riwayat keluarga gangguan pendengaran. Bayi seperti ini akan mendapat pemantauan lebih ketat:

  • Pemeriksaan OAE tetap dilakukan, biasanya setelah usia kehamilan mencapai minggu ke-32.

  • Jika hasilnya PASS → cukup dipantau seperti biasa.

  • Jika REFER → OAE diulang. Bila tetap REFER, maka lanjut ke pemeriksaan A-ABR (Automated ABR).

  • Hasil pemeriksaan lanjutan ini akan menentukan apakah bayi perlu ditindaklanjuti lebih lanjut, misalnya dengan terapi alat bantu dengar atau lainnya.

Tenang, Ini Bukan Vonis — Ini Deteksi Dini

Hasil REFER bukan berarti bayi pasti tidak bisa mendengar. Bisa saja karena ada kotoran telinga, cairan sisa lahir, atau posisi bayi saat diperiksa. Yang penting adalah pemeriksaan lanjutan dilakukan tepat waktu.

Karena semakin cepat kita mengetahui adanya gangguan, maka semakin besar pula kemungkinan anak tumbuh dengan kemampuan bicara dan bahasa yang optimal.

Pemeriksaan BERA di RS Columbia Asia Semarang

Jika anak Anda perlu pemeriksaan BERA, berikut alurnya:

  1. Datang ke RS Columbia Asia Semarang
    Sebaiknya membawa rujukan dari dokter spesialis anak.
  2. Rujukan ditujukan ke:
    dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp.A.I.(K), MSi.Med
  3. Akan dilakukan penjadwalan pemeriksaan OAE dan BERA.
    (Pemeriksaan BERA tidak bisa langsung dilakukan hari itu juga, karena ada persiapan khusus.)
  4. Kembali sesuai jadwal dengan kondisi telinga anak yang bersih dan sehat (tidak ada infeksi atau kotoran berlebih).
  5. Hasil pemeriksaan biasanya keluar di hari yang sama, tergantung jadwal pembacaan dokter konsultan.

Bagaimana Hasilnya Nanti?

Setelah hasil BERA keluar, dokter akan menjelaskan diagnosis dan langkah selanjutnya:

  • Gangguan dengar konduktif → Bisa bersifat sementara atau menetap. Dokter akan mencoba terapi dahulu dan evaluasi ulang.

  • Gangguan dengar sensorineural → Umumnya menetap. Akan disarankan alat bantu dengar, konsultasi dengan spesialis tumbuh kembang, dan terapi wicara.

  • Fungsi pendengaran normal → Artinya, tidak ada gangguan. Tetap pantau perkembangan bicara

"Hasil REFER bukan akhir, tapi langkah awal untuk memahami lebih dalam. Pemeriksaan lanjutan adalah kunci agar anak mendapatkan penanganan terbaik sedini mungkin"

dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp. A.I.(K), MSi.Med

Spesialis THT, Konsultan Alergi Imunologi di RS Columbia Asia Semarang

Buat Janji dengan Dokter THT

Untuk memastikan kesehatan THT anak Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Anda dapat dengan mudah membuat janji dengan dr. Yanuar Iman Santosa, Sp. T.H.T.B.K.L., Subsp. A.I.(K), MSi Med, yang berpraktik di RS Columbia Asia Semarang. 

Segera Periksa Anak Anda

Contact us

Call Us

024 7629999

Our Location

Jl. Siliwangi No.143, Kalibanteng Kulon, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50145